Pulau Komodo
Pulau Komodo yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara juga diusulan dalam daftar keajaiban dunia ini. Karena pulau ini dikenal sebagai habitat asli komodo jenis naga, yakni kadal terbesar di dunia yang masih hidup. Jadi termasuk binatang langka. Pada tahun 1986, 6 tahun setelah dibentuknya taman ini, UNESCO menjadikan Taman Nasional Komodo menjadi World Heritage Site sekaligus Man and Biosphere Reserve. Taman ini terdiri dari 3 pulau utama, yaitu Pulau Komodo, Rinca dan Padar.
Komodo jenis naga merupakan hewan utama yang tinggal di pulau ini. Komodo dewasa dapat memiliki tinggi sekitar 3 meter dengan berat kurang lebih 70 kilogram. Penampilannya sangat primitif. Gigi dan mulut komodo dipenuhi bakteri dan kuman yang mematikan. Seekor komodo cukup sekali saja menggigit mangsanya. Cepat atau lambat mangsa itu akan mati akibat bakteri dan kuman gigitan komodo.
Taman Nasional Komodo juga merupakan rumah bagi setidaknya 1.000 spesies ikan, ratusan spesies karang, koral, dan 70 jenis tanaman sponge. Ikan hiu, ikan pari, ikan paus, lumba-lumba, penyu laut, dan ikan duyung juga dapat ditemukan disini. Oleh karena itu, Pulau Komodo juga dijadikan sebagai tempat wisata penyelaman.
Anak Krakatau
Anak Krakatau juga diusulkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Anak Krakatau adalah gunung berapi yang terbentuk dari bekas letusan Gunung Krakatau yang sangat dashyat itu. Letusan dashyatnya terjadi pada 26 Agustus 1883. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar di Alice Springs, Australia, dan pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer dari tempat kejadian. Daya ledaknya diperkirakan 30.000 kali dari bom atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
Sejak tahun 1927, muncullah gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera Gunung Krakatau. Setiap tahun tingginya bertambah sekitar 7 meter dan bertambah lebar sekitar 12 meter. Tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perutnya. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut. Menurut Simon Winchester, ahli geologi, suatu saat Anak Krakatau bisa meletus sedahsyat Gunung Krakatau. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan ini bakal terjadi antara 2015-2083. Namun, pengaruh gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 tidak bisa diabaikan.
Menurut Profesor Ueda Nakayama, ahli gunung berapi, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif. Pada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan itu karena bahaya muntahan lava pijar. Pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada, minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun, korban yang akan ditimbulkannya akan lebih dashyat daripada letusan Gunung Krakatau.
Kepulauan Raja Ampat
Menurut para penyelam profesional, perairan Kepulauan Raja Ampat merupakan satu dari sepuluh perairan terbaik untuk wisata penyelaman di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora-fauna bawah air saat ini. Oleh karena itu, Kepulauan Raja Ampat diusulkan sebagai salah satu keajaiban dunia. Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan di propinsi Papua Barat. Kepulauan Raja Ampat terdiri atas banyak pulau. Empat gugusan pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Dr. John Veron, ahli karang, mengungkapkan bahwa Kepulauan Raja Ampat mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang diidentifikasi disana. Beberapa tim ahli lain, baik dari dalam maupun luar negeri, mencatat di perairan itu terdapat lebih dari 540 jenis karang keras, lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, dan banyak terdapat gonodactyloid stomatopod crustaceans. Artinya, 75% spesies karang dunia ada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak itu. Di beberapa tempat, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam. Karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Spesies unik yang bisa dijumpai saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut mini, wobbegong, dan manta ray. Ada juga ikan endemik Raja Ampat, yaitu eviota raja, sejenis ikan gobbie. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, kita bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Namun, yang menegangkan adalah jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda. Hiu karang juga sering terlihat. Disana kita juga dapat menjumpai penyu dan ikan duyung. Kepulauan ini menarik juga bagi turis yang bukan penyelam karena memiliki pantai-pantai berpasir putih yang indah, pulau-pulau karst yang mempesona, serta flora-fauna unik, seperti cendrawasih merah, maleo waigeo, aneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, dan beragam anggrek.
Referensi :
Majalah Iptek Anak Orbit Edisi No.8 Tahun X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar